Redy Supriadi Sukses Jadi Top Skor Liga 3 Jawa Barat 2022/2023

oleh

Garut – Kabupaten Garut tak pernah kekurangan pemain sepak bola andal. Dari banyak nama, kini muncul sosok pemain muda yang sedang bersinar di Liga 3.

Dia adalah Redy Supriadi. Pemuda berusia 24 tahun asal Kecamatan Cikajang, Garut. Redy musim ini menjadi salah satu pemain yang menjadi sorotan di Liga 3 Seri 1 Regional Jawa Barat, karena masuk ke dalam daftar pencetak gol terbanyak sementara.

Redy yang bermain dengan klub sepak bola baru asal Cikajang, Garut, Roksi FC berhasil mencetak 4 gol dalam 5 pertandingan yang dijalani di Liga 3 Jawa Barat musim ini.

“Alhamdulillah, jadi top skor 4 gol,” kata Redy kepada detikJabar, Selasa (18/10/2022).

Namun sayang, produktivitas pemain yang berposisi sebagai striker ini, tak bisa menyelamatkan Roksi FC dari jurang degradasi. Sebab, Roksi FC harus finish di posisi terakhir Grup D Liga 3 Jabar dan terdegradasi ke Liga 3 Seri 2. Meskipun begitu, performa Redy tetap diperhitungkan dan menjadi salah satu pemain bintang bagi Roksi FC musim ini.

Jauh sebelum menjadi salah satu pencetak gol terbanyak di Liga 3 Jabar musim ini, Redy ternyata sudah jatuh-bangun merintis karier sepak bolanya. Redy mulai bermain sepak bola sejak masih belia. Si kulit bundar, pertama kali dikenalkan orang tuanya yang sama-sama gila bola.

Redy kemudian masuk ke sekolah sepak bola Zaenal Arief (SSB ZA), yang dulu masih bernama Tunas Cikajang. Fisiknya yang kuat dan gesit, membuat Redy memulai karier sepakbolanya sebagai pemain bertahan. Dalam perjalanannya, Redy kemudian berpindah posisi sebagai bek kanan, penyerang sayap kanan hingga akhirnya mantap menjadi striker.

Setelah beberapa tahun menimba ilmu, Redy kemudian dilirik tim pencari bakat Persigar Garut untuk memperkuat skuad Laskar Maung Sancang di jenjang junior. Ia bermain untuk Persigar U-15 yang bermain di Piala Haornas dan Persigar U-17 yang bermain di Piala Soeratin.

Anak keempat pasangan Amur Suherman dan Oom Komasih ini, kemudian memulai karier di level senior dengan membela Persigar Garut. Ia lalu bergabung dengan Persikas Subang, Sukabumi 28 hingga ke Perssi Sukabumi dan Primacon FC pada medio 2017-2019.

“Sempat juga ikut seleksi di Kepri Jaya FC tapi kompetisinya terhenti karena pandemi. Kemudian ikut juga seleksi di Persikab Bandung,” katanya.

Redy kini berstatus tanpa klub. Usai tim Roksi FC tahun ini dibubarkan setelah selesai bermain di Liga 3. Belum ada rencana Redy akan bermain di mana lagi ke depannya.

Menyambung Hidup dengan Tarkam

Redy menyadari bermain sepak bola di level kasta kompetisi terendah negeri ini, tidak membuatnya menjadi kaya raya. Padahal, bakat emasnya bisa meraih penghargaan yang jauh lebih dari itu.

Untuk menyambung hidup sehari-hari, Redy memutuskan menjadi pemain sepak bola antarkampung (tarkam). Skill gocek bola yang memadai, membuat Redy kerap diundang untuk bermain bola hingga ke luar kota.

“Tarkam sampai ke Aceh juga pernah. Diajak untuk main bola di klub sana. Alhamdulillah, hasilnya ada buat sehari-hari,” ungkap Redy.

Redy mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut. Meskipun pemasukan yang didapat belum sesuai harapannya, tapi Redy mengaku sangat bahagia, karena bisa bermain sepak bola. Satu-satunya profesi, yang sangat dia cintai.

“Karena sudah digeluti dari awal, jadi dinikmati. Yang penting bersyukur, ikhtiar, niatnya ibadah,” pungkas Redy.

 

Sumber: Detik.com