Garut – Tukang cukur rambut asal Kabupaten Garut terkenal di mana-mana. Tak hanya masyarakat biasa, pejabat hingga pesohor negeri pun menggunakan jasa tukang cukur asli Garut (Asgar).
Sejarah perjalanan para seniman pangkas rambut asal Garut ini ternyata tak berjalan dalam waktu yang singkat. Mereka tercatat sudah eksis sejak zaman sebelum Indonesia merdeka.
Ketua Asgar Indonesia Irawan Hidayah yang menaungi para pemangkas rambut asal Garut berbincang dengan detikJabar. Irawan mengatakan berdasarkan penelusurannya, sejarah pemangkas rambut asal Garut dimulai pada tahun 1930-an.
Kala itu, seorang warga Banyuresmi, Garut bernama Haji Idi menjadi tukang cukur menir-menir Belanda di Garut.
“Konon katanya jadi pembantu di orang Belanda. Alatnya tidak disebutkan secara spesifik apa saja dan dari mana. Mungkin dari majikan atau pedagang-pedagang China saat itu,” kata Irawan belum lama ini.
Sejak saat itu, ilmu mencukur rambut kemudian menyebar di kalangan warga Banyuresmi, Garut saat itu. Alat yang mudah didapat dan usaha yang dianggap gampang mendatangkan keuntungan awalnya menjadi alasan.
Kemahiran warga Garut, khususnya dari kawasan Kecamatan Banyuresmi dalam mencukur rambut kemudian merambah ibu kota. Saat itu, sejumlah tukang cukur asal Garut merantau ke Jakarta dan membuka usaha di sana.
Mulanya, kata Irawan, bisnis cukur rambut Asgar di Jakarta dimulai dengan metode keliling ke perkampungan warga. Kemudian standby di bawah pohon rindang dan membuka lapak alakadarnya di tempat tersebut.
“Di Jakarta, pangkas rambut Asgar ini mulai sekitar tahun 50-an. Lokasinya di Mayestik,” katanya.
Penyebaran tukang cukur asal Garut ke berbagai daerah di Indonesia kemudian makin masif di medio tahun 1960-an. Kala itu, saat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau DI/TII, warga Garut yang ketakutan kemudian menyebar dan bermigrasi ke luar kota.
“Ya kemungkinan besar para pemuda ini nggak mau jadi bagian dari pagar betis, jadi mereka memilih keluar kota. Salah satu pekerjaan yang dilakukan di perantauan ya mencukur,” katanya.
Beberapa di antaranya mendirikan usaha cukur dengan peralatan tradisional seperti gunting dan sisir. Tak disangka, usaha beberapa warga maju dan mendapat kepercayaan publik.
“Kenapa menjadi pemangkas rambut, ya karena pertama ini adalah pekerjaan yang mudah. Kedua tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, kemudian modalnya juga murah,” ungkap Irawan.
Irawan menambahkan secara sederhana, sejarah tukang cukur asal Garut terbagi ke dalam tiga fase. Pertama, pada tahun 1930-an hingga ke tahun 1950-an dengan ciri khas menonjol alat yang digunakan masih tradisional berbentuk sisir dan gunting.
Kedua, periode 1950-an hingga 1980-an saat alat-alat yang digunakan sudah mulai masuk tahap modern dengan munculnya mesin cukur.
Fase yang ketiga adalah saat mesin cukur modern sudah hadir, yakni dimulai pada tahun 1980-an hingga saat ini.
Baca artikel detikjabar, “Sejarah Panjang Kehebatan Tukang Cukur Asgar Sejak Pra-Kemerdekaan” selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-6242947/sejarah-panjang-kehebatan-tukang-cukur-asgar-sejak-pra-kemerdekaan.