E-Sport Indonesia Kabupaten Garut Sekolahkan Gamers yang Putus Sekolah

oleh -469 Dilihat
Muhammad Nur/

Memperingati Hari Kemerdekaan Indoneisa ke-77 E-Sport Indonesia (ESI) Kabupaten Garut mengakomodir kawula muda Garut pecinta games daring.

Para kawula muda yang menggemari games daring ini diwadahi oleh ESI Garut untuk dijadikan atlet profesional.

Ada hal unik yang dilakukan pengurus ESI Garut. Selain menjaring bibit-bibit muda calon atlet e-sport, mereka juga menyekolahkan para gamers yang putus sekolah.

Hal ini diapresiasi oleh Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengapresiasi langkah yang dilakukan ESI.

Helmi berharap, e-sport tidak menjadi candu namun bisa dimainkan dengan taktik dan profesional.

“Tidak menjadi candu, tapi jadi atlet. Kami tentunya mengapresiasi, selain memperhatikan cara mainnya, tapi harus diperhatikan juga masa depannya,” ujar Helmi.

Sementara itu Widi Nugroho, Ketua ESI Garut mengatakan bahwa pihaknya mencetak altet profesional bukan pecandu game daring.

“Kami Disini fokus kepada penjaringan atlet, fokus kami juga tidak hanya bagaimana e-sport dimainkan, tapi juga edukasi kepada masyarakat,” kata Widi Nugroho, saat ditemui di lokasi lomba jalan Otitsa Garut Jawa Barat, Sabtu 27 Agustus 2022.

Hal ini bukan kemarin saja dilakukan oleh ESI Garut pihaknya mengaku sudah setahun ini dilakukan ESI.

Menurut Widi sekitar 17 gamers yang putus sekolah disekolahkan ESI. Terdiri dari 7 pelajar SMP dan 10 SMA. Hari ini, ada 2 orang yang berhasil lulus dan sudah memiliki ijazah.

“Ada 17 anak putus sekolah, dari tingkat SMP dan SMA, mereka kini sudah melanjutkan sekolah bahkan ada yang sudah diberikan ijasahnya, intinya kita selalu kasih motifasi bahwa pengguna game terutama anak sekolah, bahwa game itu bukan untuk menjadi candu, tapi kalo mau main game harus menjadi nilai positif,” kata Widi.

Menurut Widi, program menyekolahkan para gamers ini merupakan salah satu langkah tanggungjawab organisasi sebagai wadah berkumpulnya para gamers.

Selain edukasi bagi para pemain, itu juga dilakukan sebagai langkah untuk meyakinkan orang tua.

“Karena olahraga ini beda dengan yang lain. Kami terus berupaya membuka mindset masyarakat, kalau e-sport ini tidak negatif jika dilakukan dengan benar,” ucap Widi.

Selain membuka program sekolah gratis bagi para gamers, ESI Garut juga tengah berupaya membawa e-sport ke sekolah melalui program ekstra kurikuler (eskul).

“Untuk eskul, Dinas Pendidikan sudah menyambut baik. Tinggal kami sedang menyiapkan tenaga pelatihnya,” pungkas Widi.

Sementara itu Chanyu Putra Chaniago, salah seorang siswa putus sekolah yang mendapat program sekolah gratis mengaku.

“Dulu putus sekolah pas lagi smp kelas 2, ya ada masalah keluarga, kemudian tahu ada di E- Sport ada program sekolah gratis jadi ikut, alhamdulilah lulus sampai sekarang sampai lulus SMA punya ijasah,” kata Chanyu, saat ditemui di turnamen piala kemerdekaan.

Para orang tua biasanya kerap murka melihat anaknya selalu main game online, tapi dengan merubah paradigma bermain game menjadi hal positif menjadi para anak ingin menjadi atlet yang mengharumkan daerah asalnya.***

Artikel ini sebelumnya tayang di : https://jurnalgarut.pikiran-rakyat.com/teknologi/pr-335372542/sekolahkan-anak-putus-sekolah-esi-garut-kumpulkan-penggemar-games-daring-tuk-dijadikan-atlet-profesional?page=3